BEKICOT...alias SIPUT

Saya teringat kembali semasa saya masih kecil. Tiap pagi hari, di kebun rumah nenek saya sering menemukan banyak bekicot yang merayap perlahan di tembok pembatas kebun. Mereka seperti berlomba-lomba merayap mendaki tembok tersebut.
Dengan isengnya, saya bermain-main dengan ujung jari telunjuk saya menyentuh tentakel mereka yang berbentuk seperti sepasang antena. Setiap kali tentakelnya tersentuh, bekicot akan langsung terkejut. Seketika bekicot akan menyurutkan sepasang tentakel beserta tubuhnya yang lunak berlendir masuk ke dalam cangkangnya, bersembunyi sampai situasi dianggapnya aman kembali.
Tetapi setelah beberapa saat, mereka pasti akan mengeluarkan tubuhnya kembali beserta tentakelnya. Lalu merayap kembali melanjutkan perjalanannya mendaki tembok. Dan pada saat itulah saya kembali menyentuh tentakel mereka satu persatu sambil berteriak kegirangan. Begitulah saya mempermainkan bekicot-bekicot itu secara terus menerus.
Karena merasa bosan, terkadang saya menjatuhkan mereka satu persatu dari tembok dan mencampakannya ke permukaan tanah yang masih lunak karena embun pagi. Tetapi setiap kali mereka terjatuh, mereka akan selalu berusaha merayap kembali mendaki dinding tembok yang sama. Sampai akhirnya saya merasa bosan dan meninggalkan mereka untuk bermain ke tempat yang lain.
Beberapa jam kemudian saya kembali menemui para bekicot yang saya tinggalkan tersebut. Ternyata mereka dengan perlahan telah berhasil mendaki tembok yang begitu tinggi. Begitu tingginya sampai tangan saya tidak dapat menjangkau mereka lagi. Sehingga terbebaslah mereka dari kejahilan saya.
Merenungkan pengalaman saya semasa kecil, saya mendapatkan suatu pelajaran yang sangat berharga. Inilah bagian dari pembelajaran kehidupan atau sekolah kehidupan atau universitas kehidupan (university of life). Pelajaran berharga yang saya ajarkan di Sekolah Bisnis Gratis USB. USB adalah Sekolah Gratis yang saya dirikan untuk membantu para generasi muda agar memiliki kehidupan sukses sesuai dengan pilihan lifestyle mereka sendiri.
Belajar dari pengalaman saya di masa kecil.
Manusia dalam kehidupannya mirip dengan para bekicot yang saya ceritakan tadi. Mereka berlomba-lomba mendaki ”tembok kesuksesan” dalam hidupnya. Tetapi di tengah perjalanan mencapai kesuksesan, nasib sering mempermainkan mereka. Seperti ujung jari telunjuk anak kecil yang membuatnya takut atau merasakan sakit.
Bahkan nasib juga terkadang mencampakkan kita ke tempat yang ”paling bawah”, situasi yang paling tidak diinginkan terjadi. Seperti bekicot yang terkejut tiba-tiba dicampakkan dari atas tembok ke tanah oleh seorang anak kecil. Merasakan sakit dan tidak berdaya. Sepertinya perjuangan selama ini untuk mencapai kesuksesan seketika menjadi sia-sia.
Tetapi… BERGURULAH pada BEKICOT. Bekicot hanya berlindung di cangkangnya, berdiam diri sebentar mengevaluasi situasi yang terjadi setiap kali mendapatkan rintangan atau kegagalan. Dan selalu kembali berusaha melanjutkan perjalanan setelah situasi dianggap aman.
Sekali pun pada suatu saat anda terjatuh ke dasar jurang kegagalan hidup yang paling kelam, karena dipermainkan oleh nasib. Tetaplah beranjak kembali merayap, mendaki tembok kesuksesan anda.
Pada suatu saat, nasib akan bosan mempermainkan anda. Pada suatu saat anda akan berhasil mencapai suatu puncak kesuksesan! Akan ada saat-saat di mana nasib tidak akan mampu mempermainkan anda lagi.
Tembok kesuksesan itu tetap ada, dari dulu sampai sekarang, bahkan sampai masa mendatang. Tuhan telah mendirikan tembok kesuksesan untuk dapat anda daki. Tembok kesuksesan yang tetap menanti untuk di daki oleh siapa saja insan ciptanan Nya yang tidak pernah mau menyerah pada nasib!
Inilah Faktor X ke empat dari fondasi kesuksesan, yaitu X-tra Coba 1 Kali Saja tiap kali mengalami kegagalan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gerakan Tanah (Longsoran)

PETRUK

SEMAR