Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2009

MODUS PENIPUAN BARU

TASIKMALAYA, KOMPAS.com — Kepala Cabang Bank Rakyat Indonesia Tasikmalaya Dedy Iskandar mengungkapkan, sekarang ada modus baru penipuan melalui anjungan tunai mandiri atau ATM. Modus tersebut dilakukan pelaku dengan cek palsu yang sengaja dijatuhkan untuk ditemukan oleh orang lain. Cek itu bersama dokumen lain seperti surat izin usaha perdagangan (SIUP ), tanda daftar perusahaan (TDP), dan nomor telepon seluler sengaja dijatuhkan oleh pelaku. Diharapkan, korban yang menemukan cek itu akan menelepon pemilik cek tersebut yang merupakan pelaku kejahatan. Si pelaku kemudian akan memandu korban untuk ke ATM seolah-olah dia akan memberikan ucapan terima kasih kepada penemu cek dengan mentransfer uang. Padahal, ketika di ATM pelaku akan memandu korban untuk mentransfer uang kepada pelaku. “Sepertinya cek palsu tersebut sengaja dijatuhkan oleh seseorang. Pernah ada orang yang menukarkan cek dari Manokwari tetapi setelah diperiksa ternyata cek itu palsu sehingga kami tolak,” kata Dedy saat coff

Kisah Tentang Serakah

A da kisah menarik dari Willi Hoffsuemmer , beliau pernah menulis kisah tentang Smith dan guru kepala yang sedang berdiri dekat gelanggang anak-anak, tempat anak-anak bersukaria sepuasnya. Smith bertanya kepada guru kepala, “Mengapa terjadi bahwa setiap orang ingin bahagia, namun sangat sedikit yang mengalaminya?” Sang guru kepala memandang kearah gelanggang anak-anak, lantas menjawab, “Anak-anak itu tampak sungguh bahagia.” Dengan agak keheranan, Smith berkata, “Sudah tentu mereka bahagia karena satu-satunya yang mereka lakukan adalah bermain.” “Kamu benar,” ucap sang guru, “tetapi apa yang sesungguhnya menghalangi kaum dewasa berbahagia seperti itu , juga dapat menghalangi anak-anak berbahagia.” Sang guru merogoh saku celananya, mengambil segenggam kepingan uang logam, lantas menghamburkannya di tengah-tengah anak-anak yang sedang bermain. Spontan saja semua sorak gembira anak-anak terhenti , berubah menjadi saling menindih dan berkelahi untuk merebut kepingan uang

ADAKAH TIGA KEBENARAN ITU?

Gambar
Kalau disederhanakan ada tiga model kebenaran yang berlaku dan dialami manusia. Pertama, benarnya sendiri (benere dhewe). Kedua, benarnya orang banyak (benere wong akeh). Dan, ketiga kebenaran hakiki (bener kang sejati). Sejak mendidik bayi sampai menjalankan penyelenggaraan negara, manusia harus sangat peka dan waspada terhadap sangat berbahayanya jenis kebenaran yang pertama. Artinya, orang yang berlaku berdasarkan benarnya sendiri, pasti mengganggu orang lain, menyiksa lingkungannya, merusak tatanan hidup bersama, dan pada akhirnya pasti akan menghancurkan diri si pelakunya sendiri, pongah, arogan, tak mau dinasehati, tak pernah merasa bersalah.... Benarnya sendiri melahirkan Fir'aun-Fir'aun besar dalam skala negara dan dunia, serta memproduk Fir'aun-Fir'aun kecil di rumah tangga, di lingkaran pergaulan, di organisasi, bahkan di warung dan gardu. Lalu bagaimana dengan benarnya orang banyak? Apakah orang banyak pasti benar? Meskipun kebenaran mayoritas itulah pencapai