Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2009

KENAPA HAL INI MASIH TERJADI

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh, Ada kiriman dari millis teman, saya kutip seluruhnya saja biar anda semua bisa tahu cerita lengkapnya. Jika masih memiliki nurani yang sehat, peristiwa ini sungguh menikam rasa kemanusiaan kita. Sungguh terjadi di rumah sakit milik pemerintah, RSU Prof. Dr. WZ Johannes Kupang, Kamis (12/2/2009) dinihari. Hidup sudah sulit, mati pun dipersulit.......Adalah Yakobus Anunut, ayah seorang balita, Limsa Setiana Katarina Anunut (2,5 tahun), penderita gizi buruk dan diare yang mengalami nasib yang memilukan itu.Gara-gara tak punya uang Rp 300.000,- untuk menyewa mobil ambulance rumah sakit, Yakobus Anunut (37 tahun), warga kelurahan Oesapa Selatan, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, nekat berjalan kaki kurang lebih 10 kilometer sambil menggendong jenazah anaknya. Beruntung ada sanak keluarganya yang datang menolong menggunakan mobil saat dia baru berjalan lebih kurang lima kilometer.Si kecil Limsa yang menderita gizi buruk, terkena diare sehingga Ya

Limbah di Kali Tapak Menimbulkan Bau Busuk

Berita Koran Suara Merdeka Semarang tanggal 6 Februari 2009 menyatakan bahwa Kali tapak di Tugurejo tercemar limbah lagi. Warga RW 6, Kelurahan Tugurejo, mengeluhkan limbah industri yang dibuang ke Kali Tapak. Limbah tersebut menimbulkan bau busuk yang sangat mengganggu kenyamanan mereka.Limbah tersebut diduga berasal dari pabrik pengolahan hasil laut di kawasan Tambakaji yang membuang ampas produksinya tanpa diproses melalui instalasi pengolahan limbah (IPAL). Pembuangan dilakukan pada malam hari, terutama pada saat hujan deras.Meski bercampur air hujan, bau busuk limbah tidak serta merta hilang. Bau itu menguap ke permukiman di sepanjang saluran pembuangan yang bermuara di Kali Tapak. Baunya amis dan busuk menusuk hidung. Warga sangat merasa terganggu. Praktik pembuangan limbah semacam itu telah dilakukan semenjak dulu. Warga sudah menyampaikan keluhan mereka kepada pihak kelurahan dan diteruskan ke Bapedalda (kini Badan Lingkungan Hidup/BLH) Kota Semarang, yang kebetulan berkantor

TENGKORAK PALING BERHARGA

Seorang yang disebut Bahlul di Bagdad pada masa hidupnya dikenal sebagai seorang yang pandir namun bijaksana. Suatu hari, ia duduk di sebuah pasar. Ia menempatkan tiga buah tengkorak di hadapannya. Di depan tengkorak pertama, ia letakkan tulisan “gratis”. Di depan tengkroak kedua, ia letakkan tulisan “satu sen”. Di depan tengkorak ketiga, ia letakkan tulisan “tak ternilai”.Orang-orang yang melihat itu menganggap Bahlul telah gila. Hanya orang gila yang menjajakan tengkorak. Apalagi tiga tengkorak dengan harga yang berbeda. Apa yang membedakan ketiga tengkorak itu ? Ketiganya tampak sama.Akhirnya, karena penasaran ada seseorang yang mendekatinya. Ia bertanya tentang perbedaan harga itu.Bahlul mengambil sebuah tusuk daging dan mencoba memasukkan pada lubang telinga tengkorak yang bertanda gratis. Ia tidak dapat memasukkannya sama sekali. Ia berkata, “Lihatlah ! Tidak ada yang dapat masuk ke dalam. Tengkorak ini sama sekali tak berharga”Kemudian, ia mencoba memasukkan tusuk daging itu ke

Australia Lebih Islami

Australia yang merupakan tetangga putih Indonesia di selatan jauh lebih Islami dan berhasil menerapkan nilai-nilai Islam dalam sistem kehidupan mereka daripada Indonesia yang berpenduduk mayoritas Muslim di dunia karena keadilan, kebersihan, kemakmuran dan kedamaian ada di negara benua itu. "Dalam konteks sistem, Australia tampak sekali Islaminya. Artinya Islam secara fungsional terjadi di negara yang berpenduduk mayoritas bukan Muslim ini, sedangkan di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, nilai-nilai Islami justru tidak tampak," kata intelektual Muslim Indonesia Dr Eggi Sudjana SH MSi. Otokritik terhadap Indonesia itu disampaikan Eggi kepada Antara seusai berceramah tentang "Islam Fungsional" di depan puluhan anggota jemaah pengajian bulanan Perhimpunan Masyarakat Muslim Indonesia di Brisbane (IISB). Intelektual yang juga pelopor perjuangan buruh Muslim, politisi, peneliti, dan pengacara itu mengatakan, Australia berhasil mengfungsionalisasikan nila

Mencari Teman Lama

Gambar
Semakin tua seseorang semakin terasa bahwa hidup itu akan menjadi sendiri lagi, seperti ketika kita ada di dalam rahim ibu, hanya detak jantung dan degub nafas ibu yang kita dengar. Betapa hebatnya seorang ibu, disaat setua ini kita baru merasa membutuhkan ibu lagi Satu persatu teman-teman pada pergi dengan kesibukannya.... dan menuju alamnya masing-masing Kalau ada yang tahu dan ingat dimana temanku ini....... Mereka adalah alumni Arsitektur UGM dan teman dalam Kuliah Kerja Nyata di Gunung Kidul, ada yang seangkatan denganku, ada yang jauh di atas dan di bawahku, yang kuingat hanya sebagian, maaf kawan, semakin tua semakin lupa akan nama-nama yang dulu pernah menjadi panggilanmu........ Pak Sonny (fak Geografi), Pak Suwito, Pak Bambang Supriyadi, (pak....??), Pak Sujadi, Pak Sunandar (almarhum), Pak Tedjo Suminto Pak Gatot Wardianto, Ibu Lena (di Palangka Raya), Pak Eko Budihardjo Pak Djatmiko Waluyono, Pak Andi Siswanto, Pak Henky, Pak Pujo Mas Darwis Khudori, Mas Mikok, dan Dik.....

MENGATUR PENEMPATAN FOTO DI KOTA

Kalau kita keliling kota Semarang melihat di sepanjang jalan protokol di kota ini, ada terpampang banyak foto wajah orang yang kebanyakan menggunakan peci atau berjilbab bagi yang perempuan, itu adalah foto calon anggota legislatif dari Jawa Tengah, yang mengajak orang-orang yang lewat di depannya untuk mengingat wajahnya dengan senyum manis. Setiap orang pasti ingin tampil ke depan untuk bisa dilihat orang lain, apalagi calon pemimpin, ingin dikenal wajahnya, ingin dikenal pribadinya, dan sebagainya. Seandainya kota Semarang bisa menyediakan suatu tempat khusus untuk menempel wajah-wajah calon anggota legislatif dengan tertib dan rapi, alangkah indahnya suasana kota Semarang ini, gambar atau foto tersebut disamping akan terpelihara kebersihannya, juga wajah kota tidak tampak semrawut, kotor, dan kumuh oleh sobekan kain poster foto tersebut. Konon Semarang sudah punya perangkat rancangan fisik kota yang berupa Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), yaitu suatu perangkat yang dija

PEMAHAMAN tentang PERSEPSI

Hasil interaksi individu dengan obyek menghasilkan persepsi in­dividu tentang obyek itu. Jika persepsi berada dalam batas-batas optimal maka individu dikatakan dalam keadaan homeostatis, yaitu keadaan yang serba seimbang. Keadaan ini biasanya ingin diper­tahankan oleh individu karena menimbulkan perasaan-perasaan yang paling menyenangkan (Sarwono, 1992). Sebaliknya, jika obyek dipersepsikan se­bagai di luar batas-batas optimal (terlalu besar, kurang keras, kurang dingin, terlalu aneh, terlalu jelek, dan sebagainya) maka individu itu akan mengalami stres dalam dirinya. Tekanan-tekanan energi dalam dirinya meningkat sehingga orang itu harus melakukan coping (penyesuaian) untuk menyesuaikan dirinya atau menyesuaikan lingkungan pada kondisi dirinya. Selanjutnya mereka harus melakukan perbuatan penyesuaian diri (coping behavior). Sebagai hasil dari coping behavior, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi. Pertama, tingkah laku coping itu tidak membawa hasil sebagaimana diharapkan. Gagalnya ti