APA HARUS MENUNGGU ADA YANG MENINGGAL

Semakin bertambah banyaknya penduduk kota Semarang, menyebabkan semakin luasnya area permukiman atau yang lebih dikenal sebagai kawasan terbangun. Mulai dari pinggir pantai sampai ke daerah perbukitan, di Semarang ini tidak ada yang tidak berpenghuni. Daerah permukiman baru selalu muncul setiap tahun, merambah ke semua wilayah kota. Salah satunya adalah kawasan permukiman di kelurahan Gedawang.

Kelurahan ini terletak di sisi selatan kota, yaitu sebelah kiri jalan Semarang menuju ke kota Solo/Jogya, tetapnya di sebelah timur Makodam Watugong. Di Gedawang ada fasilitas pendidikan SD dan SMP, yaitu SMPN 26, untuk permukiman sudah ada banyak sekali pengembang kecil-kecil yang beroperasi di wilayah ini, mulai dari Watu Gong Indah, Puri Gedawang Indah, Gedawang Permai, Gedawang Pesona Asri, Villa Krista, dsb.

Jalur jalan yang ada untuk menuju lokasi, yaitu dari pabrik ban (karet) MEGA RUBBER ke timur sekitar 3 km, jalannya naik turun karena memang tidak terencana dengan baik, sehingga pengaspalan jalan hanya sekedar mengikuti kontur tanah yang ada, dan berliku sesuai dengan kondisi persil dari pemilik tanah yang sudah lama bermukim di kelurahan ini. Anehnya, meskipun di sini sudah banyak pengembang, jalan tersebut tidak diperbaiki agar nyaman untuk dilalui, tetapi sekedar dilicinkan dengan pengaspalan, tanpa melihat segi keteknikan jalan, maka sering terjadi kecelakaan, sebab jalan naik turun, berliku dan sempit – ada jalan yang naik tajam, kemudian mendadak turun dan belok (sering dijuluki sebagai jalan “ciluk baa”). Orang sering kaget sebab tahu-tahu di depan sudah ada kendaraan lain.

Di lokasi ini sudah tersedia angkutan kota, yaitu bus kecil (Nasima) jurusan Gedawang – Simpang Lima – Terboyo, lumayan bisa membuka isolasi daerah. Tetapi sebagaimana yang terlihat pada gambar di atas, karena jalan naik dan berliku, sudah tak terhitung berapa kali bus kota tersebut mogok, terperosok, dan masuk sungai.

Untung dalam kejadian tersebut belum pernah ada korban jiwa meninggal, paling banter luka parah, patah tangan, patah kaki, kepala bocor, dsb.

Apakah tidak bisa pemkot membantu membuat jalan agar secara keteknikan layak untuk dilalui kendaraan berat (bus, truk pasir) dan sepeda motor yang suka ngebut, agar kecelakaan bisa dikurangi – atau memang program/proyek itu baru akan muncul setelah ada korban meninggal, seperti semprotan nyamuk DBD, akan diberi semprotan gratis kalau sudah ada yang meninggal, kalau belum ya harus bayar…..maaf.
(sudah dimuat dalam Suara Warga - suaramerdeka cybernews)

Komentar

HERI SUKOCO mengatakan…
ndak harus pak, ayo perjuangkan ke pemkot, biar jalan diperbaiki jadi bagus.....dan lebar....mumpung mobilnya belum datang...,jadi pas datang jalanya dah bagus dan lebar.....he..he..he..

Postingan populer dari blog ini

Gerakan Tanah (Longsoran)

SEMAR

TATA RUANG BERBASIS PADA KESESUAIAN LAHAN