Migrasi dan Brain Drain
Ardy Arsyad wrote:
Berbicara tentang Tahun Baru Islam, baru saja khatib jumat kemarin yangustad dari Malaysia itu menuturkan bahwa, Rasulullah SAW memulai hijrah denganmeninggalkan Makkah bukan pada bulan Muharram, namun pada akhir bulan Safar.Beliau keluar dari gua Tsur pada bulan Rabiul Awal. Dan tiba di Madinah, padaakhir Rabiul Awwal tahun 22 (tahun gajah).
Namun mengapa Umar bin Khattab RA memilih Muharram sebagai permulaan penanggalan Hijriah, karena perencanaan hijrah ke Madinah di-rapatkan Rasulullah SAWdengan sahabat pada bulan Muharram ketika selesai perjalanan haji. Pada saattersebut, konsensus juga dengan sahabat di Madinah (kaum Ansar) tentang akan dimulainyamigrasi besar-besaran kaum muslim di Makkah ke Madinah.
Ada yang menarik untuk dikaji dalam konteks ini. Pertama, kalender Islam tentunya berbeda dengan penanggalan lain seperti kalender Masehi yang sebenarnya dimulai dari kelahiranYesus atau Isa tanggal 25 December. Atau 1 January yang menurut kepercayaan yahudi adalah hari ketika Nabi Isa AS di-sirkumsisi (atau disunat). Kalender Islam juga berbeda dengan kalenderHindu yang dimulai ketika musim semi datang.
Yang kedua, penentuan Muharram sendiri oleh Khalifah Umar bin Khattab yang sepertinyamemberikan keistimewaan pada tahapan niat atau perencanaan serta adanya kesepakatan bersama, jauh lebih menentukan dari proses itu sendiri.
Kita tentunya bisa bertanya pula, mengapa tarikh Islam tidak dimulai saja hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Namun ternyata hijrah itu sendiri diperingati sebagai awal tahun.Mungkin Umar bin Khattab RA menyadari bahwa awal kebangunan Islam atauturning point sebagai ummat yang diperhitungkan dalam sejarah peradaban dunia adalahketika mereka mengadakan migrasi, perpindahan tempat.
Bukankah peradaban besar dunia juga berawal dari migrasi sekte2 agama. Sejarah mencatat bagaimana Amerika Serikat dibangun dari mereka yang merasa kurang bebas mempraktekkanagamanya di Eropa terutama di Inggris dan Jerman. Lalu dengan kapal yang pertamakali Mayflower I pada 1620 meninggalkan Plymouth England menuju benua baru Amerika.Uniknya, tempat yang mereka tuju akhirnya mereka namakan mirip dengan tempatasal mereka, yaitu Plymouth Massachusetts.
Peradaban besar Islam di Andalusia juga memulai kejayaannya ketika seorang pangerandari Dinasti Umayyah harus diusir keluar dari Baghdad dan harus bermigrasi ke Semenanjung Iberia.Golden age dari kekhalifan Andalusia ketika cucunya, Abdurrahman III memerintah.Peradaban besar yang kemudian mentransmisikan renaissance di Eropa 500 tahun kemudian.
Dinasty Ming juga diawali oleh Zhu Yuanzhang yang berasal darikeluarga miskin kemudian meninggalkan kampungnya di Zhongli dan menjadi pendeta budha.Hingga berusia 24 tahun, bergabung menjadi pemberontak kepada Dinasti Yuan yang dikuasaiorang Mongol. Menaklukkan Nanjing dan juga kemudian menjadi kaisar Hongwu memulai era Dinasti Ming, salah satu dinasti era keemasan Cina. Pada era kaisar Hongwu, hubungan Cina dan Islam jugasangat erat. Masjid dibangun di kota Nanjing, Guandong, Fujian, Yunandan sepuluh jenderal kaisar dari kaum muslimin Cina.
Migrasi juga lah yang banyak membesarkan kerajaan besar di nusantara. Bahkan agama Islam inidisebarkan oleh migrasinya pendakwah yang hidup dari berdagang, hingga berasimiliasikawin mawin dengan penduduk setempat.
Memaknai kembali hijrah bisa diartikan dari meninggalkan tempat yang buruk ke tempat yang lebih baik.Perpindahan ini bisa dimaknai dalam arti fisik dan juga non fisik.
Mario Teguh saja percaya bahwa "apabila sebuah tempat tidak bisa membesarkan potensimu,maka carilah tempat yang potensimu dihargai dan kamu bisa besar dengan itu". Maka nampaknya,gejala brain drain ketika kaum teknokrat Indonesia lebih memilih hijrah dan menetap di luar negeri, adalahsebuah mekanisme pilihan ketika tempat yang seharusnya kita kembali sepertinya kurangmemberi ruang untuk menghargai potensi yang ada. Hasilnya adalah keluar dan memilihtempat yang lebih baik, walaupun ribuan mil jauhnya dari bumi pertiwi.
Brain drain akan sulit dibendung selama atmosfir di tanah air lebih menghargai pilihan2 politik ketimbang pertimbangan teknis sains dan akademis. Apapun yang disarankan olehteknokrat akan menjadi berkas usang ketika kaum politisi lebih cenderung berkolaborasiuntuk mengamankan kekuasaaan mereka. Brain drain akan terus terjadi,selama kaum akademik hanya menjadi alat stempel akademisasi dari kebijakan pemerintah. Apalagi ketika menjadi dipaksakan melacurkan karya intelektual mereka demimelegalkan intrik-intrik politik dan kekuasaaan semata. Atau ketika harus menjadikonsultan pengemis pada proyek-proyek.
Brain drain bukanlah persoalan tentang hujan emas di negeri orang, dan hujan batu di negeri sendiri.Namun pada seberapa besar response masyarakat dan pemerintah akan perbaikannegeri ini dengan perlakuan yang berdasarkan apa yang sebaiknya dengan kajian yangyang jelas. Bukan pada memuaskan pesanan rezim kekuasaan.
Sebenarnya brain drain tidaklah perlu ditakutkan sebagai kehilangan negara atas potensi-potensi intelektual dan teknorat. Bukankah justru negara bisa berbangga karena turutmenyumbangkan manusia dari bumi pertiwi atas khasanah pergaulan dunia. Migrasinya mereka sebaiknya dapat mengikuti pola diaspora Yahudi dan migrasi orang Cina.Berpindah mencari tempat yang lebih baik, namun tidak melupakan asal muasal serta membangun jaringan yang membesarkan golongan mereka. Dua jaringan yang sangat kuat saat ini adalah Lobby Yahudi dan jaringan Cina perantauan.
Kembali ke makna hijriah Rasulullah, proses hijrah bukanlah upaya mencari penghidupanatas kesadaran material. Namun lebih kepada proses mencari ruang untuk bisamenjadi awal perbaikan, bukan saja kaum Muhajirin, namun juga kaum Ansar.Proses ini kemudian mencapai kulminasinya ketika fathul Makkah. Artinya Rasulullahtidaklah lari dari persoalan dasar, yakni memperbaiki keadaaan. Kembali ke negeriasal, kembali ke Makkah dan berupaya memperbaiki. Bahkan Rasulullah SAWtidaklah berfikir lokalisasi, namun menjadi titik tolak regionalisasi, dan internasionalisasiIslam. Islam menjadi rahmatan lil alamin.
Jadi brain drain bisa pula dimaknai sebagai proses yang pada tujuan akhirnya untukkemudian kembali menjadi bagian perbaikan kondisi bangsa. Sejauh apa pun migrasi kita, niatnya adalah untuk kemudian hari kembali memperbaikikondisi bangsa di tanah air, dan juga tentunya umat manusia secara keseluruhan.
Komentar