Manfaat Khitan
Khitan sekarang memang banyak menjadi pembicaraan di kalangan kedokteran. Sebagai contoh, kongres AIDS sedunia di Meksiko tahun ini membahas secara khusus manfaat khitan untuk pencegahan AIDS.
Ternyata khitan pada laki-laki dapat menurunkan risiko penularan HIV sekitar 60% sehingga khitan sekarang dimasukkan sebagai cara pencegahan HIV melalui intervensi biomedis lain (kondom, jarum suntik steril, dan obat antiretroviral).
Sudah lama sebenarnya diketahui khitan juga dapat menurunkan risiko penularan kanker serviks (kanker leher rahim). Perempuan yang pasangan seksualnya dikhitan ternyata lebih kecil kemungkinannya tertular kanker serviks.
Nah, karena itu khitan sekarang semakin marak dilakukan sebagai upaya pencegahan penyakit.
Filipina yang penduduknya sebagian besar beragama Katolik juga sekarang marak melakukan khitan untuk tujuan pencegahan penyakit.
Sebenarnya khitan merupakan operasi kecil.
Biaya yang diperlukan untuk khitan adalah untuk obat suci hama, penghilang rasa (anestesi) lokal, penggunaan alat khitan, benang jahitan, dan obat pencegah rasa sakit setelah selesai khitan. Sudah tentu biaya ini juga harus ditambah jasa dokter.
Harga obat cukup mahal. Peralatan kedokteran untuk khitan masih diimpor.
Memang memprihatinkan, Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, masih mengimpor alat khitan. Pantasnya kita tidak menjadi konsumen, tetapi produsen yang mengekspor alat khitan ke negara lain. Ini tugas para dokter, teknisi kesehatan, pakar industri, atau siapa?
Biaya khitan perlu lebih terjangkau. Di rumah sakit pemerintah biaya khitan lebih rendah karena jasa medisnya dapat ditekan. Memang perlu dipikirkan subsidi biaya khitan karena pada dasarnya khitan merupakan upaya pencegahan.
Khitan massal telah banyak membantu keluarga yang kurang mampu. Selain dikhitan gratis, anak juga memperoleh baju, sarung, dan sedikit uang penggembira. Tetapi, keamanan khitan massal harus dijaga, artinya mutu layanan harus menjamin keamanan pasien.
Penyulit yang dapat timbul pada khitan, seperti infeksi dan perdarahan, harus dapat dicegah. Mudah-mudahan perhatian masyarakat terhadap manfaat khitan akan semakin meningkat. Lembaga-lembaga kesehatan yang bernafaskan Islam harusnya giat mengkampanyekan khitan murah sampai ke gratis, pahala dan manfaat dunia akherat pasti besar sekali. Demikian juga Pemerintah dan profesi kedokteran perlu memikirkan layanan khitan yang dapat dijangkau masyarakat luas.
Ternyata khitan pada laki-laki dapat menurunkan risiko penularan HIV sekitar 60% sehingga khitan sekarang dimasukkan sebagai cara pencegahan HIV melalui intervensi biomedis lain (kondom, jarum suntik steril, dan obat antiretroviral).
Sudah lama sebenarnya diketahui khitan juga dapat menurunkan risiko penularan kanker serviks (kanker leher rahim). Perempuan yang pasangan seksualnya dikhitan ternyata lebih kecil kemungkinannya tertular kanker serviks.
Nah, karena itu khitan sekarang semakin marak dilakukan sebagai upaya pencegahan penyakit.
Filipina yang penduduknya sebagian besar beragama Katolik juga sekarang marak melakukan khitan untuk tujuan pencegahan penyakit.
Sebenarnya khitan merupakan operasi kecil.
Biaya yang diperlukan untuk khitan adalah untuk obat suci hama, penghilang rasa (anestesi) lokal, penggunaan alat khitan, benang jahitan, dan obat pencegah rasa sakit setelah selesai khitan. Sudah tentu biaya ini juga harus ditambah jasa dokter.
Harga obat cukup mahal. Peralatan kedokteran untuk khitan masih diimpor.
Memang memprihatinkan, Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, masih mengimpor alat khitan. Pantasnya kita tidak menjadi konsumen, tetapi produsen yang mengekspor alat khitan ke negara lain. Ini tugas para dokter, teknisi kesehatan, pakar industri, atau siapa?
Biaya khitan perlu lebih terjangkau. Di rumah sakit pemerintah biaya khitan lebih rendah karena jasa medisnya dapat ditekan. Memang perlu dipikirkan subsidi biaya khitan karena pada dasarnya khitan merupakan upaya pencegahan.
Khitan massal telah banyak membantu keluarga yang kurang mampu. Selain dikhitan gratis, anak juga memperoleh baju, sarung, dan sedikit uang penggembira. Tetapi, keamanan khitan massal harus dijaga, artinya mutu layanan harus menjamin keamanan pasien.
Penyulit yang dapat timbul pada khitan, seperti infeksi dan perdarahan, harus dapat dicegah. Mudah-mudahan perhatian masyarakat terhadap manfaat khitan akan semakin meningkat. Lembaga-lembaga kesehatan yang bernafaskan Islam harusnya giat mengkampanyekan khitan murah sampai ke gratis, pahala dan manfaat dunia akherat pasti besar sekali. Demikian juga Pemerintah dan profesi kedokteran perlu memikirkan layanan khitan yang dapat dijangkau masyarakat luas.
Komentar